Tuesday, July 24

DETIK TERAKHIR MAMAK


DETIK TERAKHIR MAMAK
4 Juni 2012
Ditengah berbagai kesibukan yang tidak bisa kutinggalkan karena sebuah tanggung jawab,
Aku memutuskan untuk tidak masuk kuliah hari senin mata kuliah manajemen Persuratkabaran,
Aku tidak cukup bimbang untuk meninggalkan presentasi hari itu,
Sebelumnya hari sabtu aku juga tidak masuk kuliah SEI,
Aku ingin bersama mamak,
Theresia harus pergi untuk mengambil keperluan untuk dia daftar ulang masuk perguruan tinggi negeri,
Mamak cukup tidak merasakan kehadiranku semenjak dia tinggal di Galang,
Bukan karena apapun,
Aku sendiri pun bingung,
Karena sebenarnya,aku hanya ingin mamakku bangkit dan bersemangat,
Aku tidak pernah menangis didepannya,
Malah mungkin dia merasa aku kurang memperhatikannya,
Karena itulah aku ingin dia merasakan cintaku, cinta yang tidak kumengerti.

Sepanjang hari itu aku tidak meninggalkan mamak,
Dia mengantuk sepanjang hari,
Dia hanya bangun untuk makan dan mengganti pakaiannya,
Aku sudah bertanya pada dokter kenapa mamakku ngantuk-ngantuk gitu terus-terusan,
Kata dokter ya memang begitu,
Dia juga tidak batuk lagi,
Aku memandanginya sepanjang hari,
Ruangan khusus buat kami membuat ruangan itu sangat sunyi dan sepi,
Aku juga hanya sendiri,
Kubiarkan bapak beristirahat diluar,
Tapi aku tahu dia terus berpikir,
Kupandang mulai dari kepalanya,
Matanya yang sedang tidur,
Kuingat, aku pernah menangis ketika melihatnya tidur,
Aku kasihan padanya dulu saat aku masih smp atau SMA,
Dia sangat letih bekerja, lalu mengerjakan pekerjaan rumah tangga lagi dan mengurus bapak juga,
Lalu akan datang kesampingnya, lalu tidur bersamanya,
Mata mamakku yang selalu senang kalo aku pulang dari medan,
Lalu kupandang bibirnya,
Bibir yang menciumku, lalu yang mengajariku berbahasa,
Bibir yang pernah memarahiku, menyanjungku, memujiku dan ..
Lalu kupandang pipinya,
Pipi yang kucium setiap hari,
Lalu kupandang seluruh wajahnya,
Dia mamakku, yang sangat kusayangi,
Lalu kupegang tangannya,
Tangan yang mengajariku berjalan, tangan yang menyuapiku makan.
Tangan yang selalu menyentuhku dengan cinta,
Aku tidak berbohong,
Ini benar,
Tangan yang pernah mencubitku dan yang merawatkan saat sakit maupun sehat,
Tangan yang kemarin bangga bergandengan tangan berjalan bersamaku,
Tangan yang kurindukan sekarang,
Lalu saat kugenggam tangannya,
Kubisikkan doa dengan harapan yang sangat besar,
Tolonglah mamakku ya Tuhan,nyatakan diriMu padaNya,
Terima dan pilih dia sebagai anakMu,
Biarkan dia menjadikan Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamatnya Tuhan,
Berikan kesembuhan pada mamakku,
Kupandangi seluruh tubuhnya,
Mamak menjadi kurus,
Dan sangat lemah,
Untuk mengangkat tubuhnya pun dia tidak sanggup.

Lalu dia kubangunkkan untuk makan,
Lalu kami bercerita,
Dia bilang “ ada orang yang tidur ditempat tidurku ini kurasalah dek, dua orang dia,sakit juga dia katanya”..
Aku tersentak,
Lalu mengelabuinya dengan tertawa “ahh,,mamak ini nanti pasien yang kemaren mamak lihat itunya mak yang mamak pikir disini”
Katanya “ enggak dek, ini kan dia sekarang disampingku”
Udah ah mak, makan dulu yok,
Kataku.

Dia tidak suka sayur, kupaksa makan sayur,
Dia gak mau ikan, kupaksa makan ikan,
Aku memiliki harapan yang sangat sangat besar untuk kesembuhan mamakku,
Dia tidak mau,
Dia jengkel padaku,
Karena aku memaksanya,
Lalu dia tidur lagi,

Sesekali dia mengigau,
Tentang teman sekolahnya dan pesta yang dihadirinya,
Aku mendekatinya.
“apa mak”.
Kataku,
Tapi dia diam saja lalu tidur,
Dia sepertinya ngantuk sekali,
Sampai akhirnya aku juga tertidur disampingnya,
Sorenya, aku pamit padanya untuk pergi ke padang bulan,
Aku harus intern,
Lalu kubilang,
“mak, aku pergi dulu ya maak”
Lalu dia sangat sangat sumringah dan dengan senyuman yang tidak pernah kulihat selama dia sakit,
Senyuman yang selalu ada saat dia mengantarku ke medan atau menjemputku,
Mamakku tertawa dan bilang “dadaaa dek”
Aku tertegun dan mengingatnya erat sekali,hingga sekarang.
Aku memikirkannya sepanjang jalan,hingga saat ini.

04 Juni 2012 21.00
Aku sampai dirumah sakit setelah mengambil barang-barang dan beberapa persiapan untuk mengerjakan tugas SEI dan tugas-tugas lainnya,
Aku tidak bisa konsentrasi,
Mamak kalau siang dia jarang terbangun,
Kalau malam dia begitu sering terbangun,
Aku menjagainya hingga pukul satu malam,
Disaat itu,
Aku diminta seorang teman untuk menjadi moderator disebuah acara,
Aku mengiyakan dan mempersiapkan diri untuk itu,
Wlaupun ternyata besoknya aku tidak jadi untuk memimpin acara itu,
Aku sangat sedih dan kecewa.
Lalu aku tertidur dan bangun pukul 04.00 pagi,
05 Juni 2012
Bersiap-siap untuk pergi ke kampus untuk kuliah Manajemen Siaran TV dan Radio,,
Lalu aku berangkat,
Masih sama, mamak tersenyum sumringah dan mengatakan “dadaaa dek”,
Aku berangkat kekampus, ternyata tidak jadi moderatornya,
Lalu aku mengerjakan beberapa hal dihari itu,
Hingga malamnya aku harus KTB juga,
Aku penat,
Tugasku banyak,
Malam itu, aku memutuskan tidur di kos,
Aku tidak kerumah sakit.

06 Juni 2012
Aku tidak tahu apa yang kurasakan hari itu,
Aku cukup bersemangat di hari itu,
Untuk kuliah JMS dan HMM,
Aku bahkan sangat banyak bercanda di hari itu,
Bercengkrama dengan teman-temanku,
Hari itu akan konsolidasi bagian pembinaan,
Seharian kami mempersiapkan itu di kos kak eva,
Dan hari itu, aku cukup bersemangat.
16.00 ,satu jam sebelum konsolidasi program bagian pembinaan
Bapak menelfonku, suaranya seperti biasa
“nang, jam berapa kam pulang? Masih ada tugas kampusndu?”
“iya pak, aku pulang agak malam hari ini”
“doakan mamak ya nang, dia udah gak bisa bicara lagi ini”
Aku terdiam,
“ya udah gakpapa, siapkan dulu kerjaannya”
“iya pak”

Aku kepikiran dan semakin resah saat theresia menelfonku dan menangis,
Katanya mamak harus di transfusi,
ATM dekat rumah sakit rusak,
Cepat dtg kak,
Bahkan dia marah padaku “gak kam liat kekmana disini”

Aku diiam,
Lalu meminta izin pada kak meri untuk pulang,
Aku kalut sebenarnya,
Aku harus bolak balik dua kali hingga akhirnya menemukan ATM,
Yang sebenarnya sudah dari tadi kulewati,
Aku sangat takut, tapi berusaha untuk menghilangkan perasaan itu,
Sesampainya di ruangan rawat mamak,
Aku meilhat kondisi mamak,
Ada dokter yang sibuk menanganinya,
Nafasnya berat,
Dan begitu berjuang dia untuk bernafas,
Aku menangis saat bapak bilang,
“kita relakan ya nang,kalau mamak harus pergi hari ini”
Kataku “gak, mamakku sembuh hari ini”

Dokter berkata “doakan mamak ya”
Saat itu, aku ,theresia, bapak dan bibik,
Kami berdoa,
Aku yang memimpin doa,
Aku menangis dihadapan Tuhan,
Memohon jangan patahkan pengharapanku,
Pengharapan yang sangat besar,
Kami memuji Tuhan, kami berseru padanya,
Lalu kukatakan pada mamak,
Dia tidak sadar,
“Mak, panggil nama Tuhan Yesus mak” kami mengulanginya terus menerus,
Sayup kudengar dan kuyakini, mamakku memanggil nama Yesus,
Kata bibiku : “udah dibilangnya itu nang, kita doakan yaa nang, ayoklah istirahat kam dulu”

Aku membohongi diriku sendiri saat itu,
Atau lebih tepatnya, aku berharap penuh saat itu,
Aku melihat nafasnya melemah,
Kupegang tangannya, mulai dingin,
Pori-pori kulitnya mulai terbuka, pupil matanya mengecil
Tapi kutolak semua tanda-tanda itu,
Aku tahu, tapi kubilang tidak.
Lalu kembali kami berdoa, terus berdoa, kupegang kaki mamakku,
Aku tidak panik,
Aku takut.

Saat kami berkata “amin”
Mamak, menghembuskan nafas terakhirnya didepan mataku,
Didepan aku,bapak dan bibik,
Aku jatuh tersungkur dikaki tempat tidur rumah sakit,
Harapanku dijatuhkan dan terpatahkan seketika itu juga,
Dalam hatiku, kubilang pada Yesus “kau bisa membangkitkan orang mati, bangkitkan mamakku, bangkitkan Tuhan”
Aku histeris saat itu,
Aku menciumi kakinya, menciumi pipinya, mengguncang-guncang tubuhnya,
Tubuh mamak yang masih hangat,
Kubelai kepalanya,
Aku menangis dan memeluk adekku,
Kami menangis dan histeris..
Lalu bapak datang menghampiriku,
Memelukku erat-erat,
“sudah nang, sudah nang, ada bapak”
Katanya.
“ada bapak” katanya lagi,
Aku tidak bisa berhenti menangis, aku bingung, aku kalut, aku kacau,
Aku kehilangan hidupku.


To be continued,
hanya bercerita,
Jangan mengira apa-apa ^^





1 comment: