Thursday, October 20

KECEWA DAN TERTOLAK

Haloo sobat,,,
Apakadabra? Sehat sentosa aman tentram kan?
hohoho..

Hmm..siapa yang suka dtolak dan kecewa?
orang yang gila sekalipun,pasti tidak mau tertolak dan kecewa..
so,apa hidup kita bakal datar-datar aja dang a pernah kecewa?
saya jamin 1000000000%, tidak akan ada org yg tidak pernah dikecewakan..
Yah,itulah hidup..

Jadi apa yg harus kita lakukan? Ini berbicara tentang RESPON!
yah, aq baru aja merasakan rasa tertolak dan kekecewaan yang yaah,,secara duniawi sangat menyedihkan,
tapi Tuhan ajarkan aku satu hal: Perbaiki responmu anakKu..

yahh,,ketika kita belajar merespon dengan hati yang memandang Allah,
rasa kecewa dan tertolak itu tidak akan menghancurkan hati kita,
aku belajar untuk melihat segala sesuatu, dengan cara pandang yg berasal dari Allah.

Respon yang benar terhadap kekecewaan dan rasa sakit hati, adalah “mengampuni” dan “mengasihi”
sewaktu kita mengampuni org itu,,kita tidak akan menyimpan rasa sakit hati sehingga yah,,kita akan lebih tegar!
mengampuni, tidak membenci org itu tp membenci sikap nya..
mengampuni, melihat jika org yg menyakiti kita itu sedang,ya, “dikuasai oleh tante lucyfer”
mengampuni, tetap melihat dia sebagai jiwa yang dikasi Allah,sama seperti Allah mengasihi kita 
setuju dong yaaaaa…

respon kedua Mengasihi,,: mengasihi memag bukan KARENA dia ini,dia itu,dia ini,dia itu,,tetapi mengasihi MESKIPUN dia menolak dan mengecewakanmu!
susah yaa tampaknya,,tapi kembali lagi,,kita memandang Allah atau manusia?
Hayooooo…

beberapa hari yang lalu, aku ditanya oleh seorang sahabat katanya : “Tik,,kenapa kita harus sabar?”
hmm,,pertanyaan umum yg sebenarnya sering menjangkiti kita,
ketika kita udah jenuh berbuat kebaikan(hihihi)
but,jawabannya adalah :

kenapa kita harus sabar? KARENA KITA MASIH HIDUP DIDALAM ALLAH,BUKAN DIDALAM TANTE LUCYFER..
iya kan? Kita harus tetap sabar,karena kita masih hidup dalam ruang lingkup Kerajaan Allah,
So,kita harus kerjakan apa yang Allah mau,
bukan apa yg kita atau tante Lucifer mau…cocok?

so,,sobat ayok lihat diri kita sendiri,
sudahkah Allah menjadi fokusmu?
sudahkah melibatkan dan menyerahkan kekecewaan dan ketertolakanmu padaNya?
sudahkah mencintaiNya sehingga bisa juga mencintai sesama?

pilihan tetap ditanganmu!!


tetap semangat!tetap tegar dalam dunia!

Friday, October 14

Ommbuuuuuus-Ombuuuusss...

Oleh: Tika Anggreni Br Purba


Seorang perempuan, mantan tukang bangunan yang ternyata setiap hari lewat didepan Jalan Harmonika ini. “Ommbuuuuuuuuus-Ommbuuuuuuus”, begitu setiap pagi diteriakkannya, di jam yang sama setiap hari. Mungkin, mahasiswa yang masuk kuliah pagi-pagi yang berlomba mengejar waktu bersamanya. Mendengar suaranya setiap pukul 06.30 pagi, pasti membuat jengkel orang-orang yang masih ingin tidur. Bagaimana tidak, suaranya keras dan intonasi yang panjang. Setiap orang pasti berpikir dia adalah seorang wanita yang besar, dengan suara kerasnya mengimbangi suara elektronik penjual roti terkenal se-Indonesia yang sudah lewat sebelum dia.
Tubuhnya kurus dan kecil, kulitnya keriput. Benar, dia penjual ombus-ombus yang sering lewat itu. Berteriak sepanjang puluhan kilometer dari atas sepedanya supaya ada yang tergerak membeli kue dilapis daun dibalik gerobak kayu lapuk di boncengan. Siapa yang tidak mengenal ombus-ombus yang begitu terkenal itu, rasanya manis dan legit. Jika melihat keadaan zaman sekarang ini, tradisi yang sudah paling tua sekalipun tergerus zaman, sama seperti Ombus-Ombus, makanan tradisional yang mulai dikalahkan roti terkenal setanah air.
Boru Simanjuntak nya rupanya ibu ini, wajahnya terlihat bukan seperti orang Batak, mungkin karena perawakannya yang sangat kecil dan memakai topi besar berwarna merah muda. Ibu Masdawati, belum berumur, masih sekitar empat puluh tahun, bekerja menjual ombus-ombus setiap pagi, keluar masuk gang dengan suara teriakannya yang khas dan keras. Sudah empat tahun menggeluti profesi ini,” ah terlalu tinggi rasanya kalau dibilang profesi” , begitu katanya. Bisa saja dia berpikir, ombus-ombus adalah sebuah jalan menyambung hidup saja. Baiklah, kita sebut saja pekerjaan bukan profesi. Menjual ombus-ombus menjadi satu-satunya pilihan baginya untuk menyambung hidup dan membiayai kebutuhan hidup. Uang tentu memang alasan yang sangat rasional, ketika hidup dimasa apapun. Empat tahun setia dengan pekerjaan ini, ternyata Bu Masda punya alasan unik lain, “ Ombus-ombus kan masakan tradisi, maunya semua orang bisa makan ombus-ombus”. Alasan yang lucu, tapi rasanya, alasan itu sangat menggetarkan jiwa, di masa seperti ini, siapa lagi yang mengingat tradisi?
Pukul delapan malam, Bu Masda sudah mengaduk adonan ombus-ombus, lalu dengan tangan yang sudah terbiasa bertahun-tahun, dia kemudian membungkusnya dengan rapi sehingga kue nya berbentuk segitiga. Pekerjaan itu dikerjakannya sampai larut malam, lalu keesokan harinya, pagi-pagi sekali dikukus hingga matang. Kerutan-kerutan didahinya pun semakin bertambah, bukan saja memikirkan bagaimana mereka sekeluarga harus makan dihari itu. Tapi mungkin, dia tidak ingin memikirkan untung yang tak seberapa, dengan modal membuat ombus-ombus, sebesar seratus ribu rupiah.
Sama seperti dia yang hanya mengecap bangku pendidikan hingga sekolah menengah pertama, anak laki-lakinya yang kedua juga merasakan hal yang sama. Tidak bisa melanjutkan sekolah, alasan klasik namun nyata terjadi, apalagi kalau bukan kurang mampu. Suaminya hanya seorang tukang bangunan serabutan, tidak jelas penghasilan per harinya. Pasti sedih menjalani hidup seperti itu, tapi bukankah orang-orang yang seperti ini adalah orang paling bersyukur sedunia?

Bu Masda pernah juga menjadi kuli bangunan. Bagaimana mungkin seorang perempuan menjadi kuli bangunan? Tetapi itulah yang dikerjakan oleh bu Masda sebelum menjadi penjual ombus-ombus. Katanya “ ya,kerja meladeni tukang”. “kalau orang itu mintak paku, kukasi paku, kalau diminta kayu, batu, semen, akulah tukang antarnya” tambah bu Masda menuturkan. Seorang ibu dan seorang istri yang harus mengerjakan pekerjaan kasar, demi suami dan juga anak-anaknya. Syukurlah, karena pikiran dan kecintaannya pada ombus-ombus, dia tekun menggeluti pekerjaannya sekarang.
Sepedanya sebenarnya bukan sepeda yang layak pakai, lebih sering rusak dijalan dan harus dibawa ke bengkel. Kalau sudah lewat pagi hari, ombus-ombus sudah dingin, tentu tidak ada lagi yang membeli. Belum lagi, tidak mungkin semua orang akan makan ombus-ombus setiap hari. Orang pun akan bosan, belum lagi banyak penjual sarapan yang lebih elit sebagai saingannya. Menjual roti dalam kemasan dengan suara elektronik dengan pengeras suara. Bu Masda mungkin kalah saing. Tetapi itu tidak memudarkan semangat perjuangannya. Katanya, ini tradisi dan rezeki. Ombus-ombus makanan tradisi dan juga membawa rezeki padanya, walaupun tidak menentu. Kalau ombus-ombus tidak habis terjual, Bu Masda akan berbagi dengan tetangganya. Ombus-ombus yang tidak terjual diberikan kepada tetangga, atau jika sangat membutuhkan uang, dia menjualnya lagi di sore hari, disaat banyak orang berleha.
Adonan tepung beras, kelapa dan gula itu yang menjadi teman Bu Mazda setiap pagi-pagi buta. Dengan polosnya dia berkata dia sangat senang dengan pekerjaannya. Keuntungan hanya dua puluh lima ribu sehari, itupun kalau ada rezeki. Pernah juga, Ombus-ombusnya tidak terjual satu pun. Tetapi suara keras dan panjangnya, masih terdengar setiao pagi. Pernah juga, sebelum dia punya sepeda, dia harus menjunjung ombus-ombus yang panas diatas kepalanya, berjalan keluar masuk gang. Demi sebutir nasi dan harapan.
Orang tua mana yang tidak ingin anaknya sekolah. Namun mungkin, ombus-ombus belum bisa meyekolahkan seseorang. Barangkali, perlu bertahun-tahun lagi dia berharap, agar anaknya bisa melanjutkan sekolah lagi. Siapapun tidak ingin lagi menumpang dirumah kontrakan, satu-satunya harapan terbesarnya mungkin adalah memiliki rumah sendiri. Bu masda tidak mengharapkan pekerjaan lain, dia ingin setia pada ombus-ombus. Mungkin rasa manisnya, membuat dia lebih bisa menghadapi hidup. Walau hidup, tidak semanis Ombus-ombus.

Sunday, October 9

Mengapa Perempuan Menangis?

Seorang anak laki-laki kecil
bertanya kepada ibunya,
"Mengapa ibu menangis?"

"Karena aku seorang perempuan",
kata sang ibu kepadanya.

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata,
"Dan kau tak akan pernah mengerti"


Kemudian anak laki-laki itu
bertanya kepada ayahnya,
Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"
"Semua perempuan menangis tanpa alasan",
hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh
menjadi seorang laki-laki dewasa,
tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

Akhirnya ia berdoa dan bertanya pada Tuhan, dan ia bertanya,
"Tuhan, mengapa perempuan begitu mudah menangis?"

Allah menjawab nya :
"Ketika Aku menciptakan seorang wanita,
aku memutuskan mereka untuk menjadi seorang yang istimewa.

Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia;
namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "
"Aku memberikannya kekuatan dari dalam
untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan
yang seringkali datang dari anak-anaknya "

"Aku memberinya keteguhan untuk membuatnya tetap tegar
ketika orang-orang lain menyerah, dan
merawaw keluarganya dengan penderitaan
dan kelelahan tanpa mengeluh "

"Aku memberinya kepekaan
untuk mencintai anak-anaknya
dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya
bersikap sangat menyakiti hatinya "

"Aku memberinya kekuatan
untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya
dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya
untuk melindungi hati suaminya "

"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui
bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya,
tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya
untuk berada disisi suaminya tanpa ragu"

"untuk menghadapi semua itu,
Aku memberinya air mata untuk dicurahkan
dan ini adalah yang khusus dimilikinya
untuk digunakan bilapun ia perlukan.
Dan hanya itulah, satu-satunya KELEMAHANNYA"

saat dia menangis,
kau Cuma perlu mengatakan “aku mengasihimu” padanya,,
Dan ketika dia semakin menangis tersedu-sedu,
Saat itulah hatinya merasa lega..

tetap semangat perempuan!
Selamat Ulang Tahun mamakku..:)

Sumber: berbagai sumber
editor: Tika Anggreni

Thursday, October 6

Dari Balik Jendela

Dari balik Jendela..



Halo teman-teman yang terkasih dalam kasih yang indah sepanjang hari seperti mentari berwarnawarni setiap hari....

APA KABAR TEMAAAAAAN-TEMAAAAAAN (lagi hobi kali teriak2)

ARE YOU READY to REAAAAAAAAD?????????

Udah ah,capek.



Hari inii aq lagi di Berastagi,,

Enaknyaa...

Banyak makanan disini.

Hmm..

Ibadah kampus semalam benar2 menyentuh hatiku yang terdalam,,

Aq jd tersadar akan suatu hal.

.AKU SERING KALI LUPA BERSYUKUR.

Kalo udah melihat keadaan n kondisi saudara2 kita yg kekurangan,

MASIH ADAKAH ALASAN BAGI KITA UNTUK TIDAK BERSYUKUR?

Aq minta ampun pada Tuhan setelah itu,terus menerus memikirkannya sampai disepanjang perjalanan ke Berastagi.

Mau dengar ceritaku?



Serius mode: on

Dari balik jendela sutra,,aku kemudian melihat sekeliling,

Ternyata semua manusia tercipta dengan beda-beda dan dengan kondisi yang berbeda.

Mungkin kami yang naik Bus sutra ini,tidak semua sama..

Aku hanya mengenal satu orang di Bus ini,

Iya,dia abang seniorku di SMA,

Tp kami tidak saling menyapa,

Aku pun tidak tau kenapa,

Padahal kami pernah duduk sebangku saat ujian semester saat SMP,

Aq pernah menjadi teman sepelayanannya saat dia menjadi Ketua Natal di SMA,

Aq pun bingung.

Aq pun memutuskan diam saja.

Orang yang duduk disampingku juga begitu, diam saja, mungkin karenaa dia asyik mendengarkan musik dari hp nya..

Hmm..

Aq duduk tepat disamping jendela,

Disamping jendela yang terbuka lebar,

Panas, anginnya juga terasa panas dan kotor.

Aq merapikan poniku,

Ada seorang bapak penjual dodol yg menyodorkan jualan kejendela q..

“maaf pak, nggak.” Kataku,

Setelah itu aq mulai merenung.

Aku tidak pernah sampai harus berpanas-panasan menjual dodol untuk menyambung hidupku,

Tapi bapak itu mau. Bukankah dia sedang menerima keadaannya?



Aku mulai kepanasan, tapi untunglah bus ini segera berangkat,

Penumpang sangat padat, mungkin karena besok libur.

Kenek bus ini masih mudaa,

Tapi wajahnya kelihatan kurus,

Dia hitam sekali,

Bukan karena kulitnya,

Mungkin terlalu banyak terkena asap knalpot.

Aq sering berpikir kenapa dia tidak sekolah?

Dia merokok.

Dia harus berteriak “berastagi..berastagi...”

Dia harus berteriak” sewaaa...”

Dia harus berteriak “pinggir sekalii..”

Dia harus berteriak “lapor dekat..lapor dekat..”

Tapi aku tidak pernah liat dia marah sekalipun seringkali dia dimarahi penumpang atau supir.

Bukankah dia sedang menikmati pekerjaannya?



Aku mulai terkantuk-kantuk.

Angin kencang menerpa wajahku,

Aku tidak peduli lagi mukaku akan kotor terkena debu..

Mungkin aq tertidur beberapa waktu.



Aku terbangun, kupikir sudah sampai,

Ternyata belum.

Macet.

Tidak tau mengapa, tapi aq memutuskan diam saja,

Aku membuka hp q dan membuka akun jejaring sosial ku,

Ku ungkapkan isi hatiku sebentar,lalu menutupnya dan memasukkannya ke tas q lg..



Dari balik jendela sutra aku memandang lagi,

Yang macet ternyata hanya jalur kami, untuk jalur ke medan tidak,

Berbagai jenis kendaraan lewat,

Dari yang paling mewah,sampai yang paling tidak mewah.

Semua berbeda.

Tidak ada yang tertawa.

Aku lebih tertarik memperhatikan supir-supir truk yang lewat.

Kadang2 aku bingung kenapa truk sebesar itu bisa di kendalikan satu orang.

Bus pertamina atau bus sutra ini contohnya.

Aku tidak heran sering ada bus terbalik di tikungan.

Supir-supir truk juga terlihat hitam, hitam debu dan minyak.

Setiap truk yang lewat,pasti sedang memasang musik.

Kebanyakan musik dangdut, dipasang keras-keras.

Tapi tidak ada yang berwajah letih.

Bukankah mereka tidak merasakan berat apapun?



Mungkin akan terlalu banyak dunia yang terihat dari balik jendela sutra ini,

Yang sering kulupakan.

Karena aku memikirkan capek kuliah, capek kegiatan, capek ini,capek itu..

Tanpa mengingat, yang lebih capek dariku pun, tidak terlihat mengeluh.



Aku seringkali miris melihat kehidupan seperti itu,

Samapi sekarang aku percaya.

Setiap kehidupan yang Tuhan ciptakan,

Berbeda,tetapi kasih Karunia Tuhan tetap sama.



Serius mode:Off





Aku ingin bersyukur untuk cinta dan pemeliharaanMu ya Tuhan..

Bersyukur selalu.

Akan kasihMu,,di dalam hidupku..

Dan takkan kuragu, akan rencanaMu tuk masa depanku..

Sebagai Bapa yang baik..

Takkan pernah Kau melupakannku..

Sebagai Bapa yang sangat Baik,

Takkan pernah Kau meninggalkanku..





Kepada: Seluruh Putra dan Putri Yerusalem yang kekasih..

Tuesday, October 4

Putra-Putri Raja

Halo sobat!
Siapa sih yang ga pengen jadi seorang putri? Atau pangeran?
hohohoho,
jangankan ketika kita kecil,sekarang saja jika kita bisa dinobatkan menjadi keturunan raja, rasanya pasti tidak terbayangkan.
Eits, siapa bilang kita bukan anak Raja?

Friends, sadar ga sih kalo sebenarnya kita ini putra-putriNya Allah?
hayooo,,sadar ga?

Dimasa muda kita ini, kita masih sering sekali ga sadar sama status dan siapa diri kita.
Karena itu, sering sekali kita hanya merasa kita menjadi anak muda yang “Biasa-biasa aja”. Ga hanya itu, seringkali kita bahkan meragukan keberadaan Allah kita, Raja dalam kehidupan kita. Ragu dan percaya memang pilihan hidup kita, tetapi keragu-raguan sebenarnya membuat kehidupan kita menjadi tidak lebih baik. Ayoo, belajar percaya pada Tuhanmu.

Sering muncul pertanyaan, tapi kenapa kalo hidup sama Tuhan itu berat kali?
harus tetap sabarlah,berbuat baik lah, tabahlah, tegarlah, inilah-itulah,
kata siapa?
sobat, ingat ga status kita?siapa kita?
hei,, kita itu Putra dan Putrinya Raja.
Putra dan Putri kerajaan, ga ada yang hidupnya sembarangan ga beraturan.
semua harus ikut sama aturannya Raja.
Kerajaan memang banyak aturan sob, tapi semuanya demi kebaikan.
sama seperti kerajaan Allah, banyak aturannnya dan karena begitulah sikap putri dan putri Raja.


1. Belajar Percaya
Seringkali, waktu kita dihadapkan pada kekecewaan, kita langsung pertanyakan keberadaan Tuhan. Merasa kenyataan bertolak belakang sama janji Tuhan. Pertanyaannya, kita sabar ga menanti jawaban Tuhan? Belajar percaya sobat, kalo kehendak Tuhan adalah yang terbaik. Semangat ya Putra-putri Allah.
2. Bertanya padaNya, bukan pada manusia
salah satu ciri-ciri orang yang ragu adalah ga pernah tanya jawaban sama Tuhan, tentang pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan hidupnya. Nah, yang ada jadi mengandalkan pemikiran sendiri. Kalo udah kaya gitu, malah jadi stress dan menjauhkan diri dari pergaulan dengan Tuhan. jangan berhenti bertanya sobat, kita akan temukan jawaban dariNya.
3. Kerjakan Keselamatan
Sebenarnya, sebagai orang yang udah diselamatkan, kita ga ada alasan lagi ga melayani Tuhan. Tuhan udah jamin kehidupan kekal kita. Ayo kerjakan keselamatan yang udah Tuhan anugerahkan buat kita. Miliki kerinduan untuk terus mencari dan memenangkan jiwa-jiwa penghuni kerajaan Allah.

Jadi keluarga kerajaan Allah memang ga gampang kawan, banyak hal yang akan menentang kita, namun disaat seperti itulah kita akan semakin dikuatkan. Ketika kita ikut aturan Tuhan yang merupakan Raja kita, semuanya akan menjadi sangat indah. Tetap tegar anak muda